AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A. PENGERTIAN DAN
KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjalankan
kegiatan usaha pokok membeli barang (Komoditi) dengan tujuan untuk dijual
kembali. Dari pengertian tersebut, ciri khas perusahaan dagang yang
membedakannya dengan jenis perusahaan lain adalah kegiatannya yang meliputi
pembelian barang dagangan, menyimpan sementara dan dengan tidak mengubah sifat
barang, kemudian menjual kembali.
1. Pembelian
dan penjualan barang dagang
Hal
– hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian dan penjualan barang dagangan,
biasanya tercakup dalam perjanjian adalah mengenai syarat pembayaran dan syrat
penyerahan.
a. Syarat
pembayaran.
Pada
dasarnya pembelian dan penjualan barang dapat dilakukan dengan cara:
1. Tunai (on
cash), artinya pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang dari penjual
kepada pembeli, atau pada saat terjadi transaksi pembelian.
2. Kredit (on
account), artinya pembayaran dilakukan beberapa waktu setelah barang diserahkan
dari penjual kepada pembeli. Jangka
waktu pembayaran dalam pembelian dan penjualan kredit biasanya dinyatakan dalam
faktur. Misalnya dinyatakan sebagai berikut:
§ Syarat
n/30, artinya pembayaran harus dilakukan paling lambat 30 hari setelah tanggal
faktur. (n/30 = netto 30 hari)
§ Syarat
2/10, n/30, artinya pembayaran harus dilakukan paling lambat 30 hari setelah
tanggal faktur, jika dibayar dalam jangka waktu 10 hari atau kurang, terhitung
sejak tanggal faktur, mendapat potongan 2%.
§ Syarat
n/10, EOM (End Of Month), artinya pembayaran harus dilakukan 10 hari setelah
akhir bulan dan tidak ada potongan.
b. Syarat
penyerahan
Syarat
penyerahan menunjukkan pihak mana (penjual atau pembeli) yang menanggung beban
angkut dari tempat penjual ke tempat pembeli. Pada umumnya ada dua macam syarat
penyerahan yang biasa digunakan, yaitu:
1. FOB
destination point (bebas sampai tempt tujuan), artinya ongkos angkut barang
mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli ditanggung oleh pihak penjual.
Syarat ini disebut juga “loko gudang pembeli”.
2. FOB shipping
point (bebas sampai tempat pengiriman), artinya ongkos angkut barang mulai dari
gudang penjual sampai gudang pembeli, ditanggung oleh pihak pembeli. Syrat ini
disebut juga “ loko gudang penjual”
2..Retur
Pembelian dan Retur penjualan.
Barang yang dibeli dan telah diterima,
setelah dicocokkan dengan faktur pembelian dan copy surat pesanan, mungkin saja
sebagian ada yang rusak (cacat) atau jenis dan kualitasnya tidak sesuai dengn
pesanan. Jika terjadi hal demikian, pihak pembeli memberitahukan
(menginformasikan) kepada pihak penjual. Setelah pihak penjual menyatakan
setuju atas tuntutan pembeli, misalnya barang dikembalikan atau pihak penjual
memberiakn pengurangan harga, pihak penjual membual nota (memo) yang dikirimkan
kepadsa pembeli. Nota ini disebut “Nota Kredit” (Credit Memoradum). Dalam hal
pihak pembeli yang membuat nota pemberitahuan mengenai barang yang dikembalikan
atau pengurangan harga yang telah disetujui pihak penjual, nota demikian
disebut “nota debet” (debet memorandum).
Transaksi pengembalian barang yang telah
dibeli kepada pihak penjual disebut “retur pembelian” (purchases return).
Dipandang dari pihak penjual, transksi penerimaan kembali barang yang telah
dijual dari pembeli, disebut “retur penjualan” (sales returs).
Berikut
ini salah satu contoh bentuk nota kredit yang biasa dijadikan bukti transaksi
retur pembelian atau retur penjualan:
USAHA DAGANG “MULTI
SARANA”
Jalan Tangkuban Perahu No.
111, Telepon 5298024
BANDUNG
|
Kepada:
Toko “BARU”
NOTA KREDIT No. : 0015
Jl. Dayang Sumbi 100 Bandung Tanggal : 5 juli 1999
|
Kami telah mengkredit rekening saudara untuk barang – barang sebagai
berikut:
|
Nomor Jenis Barang Banyaknya Harga satuan Jumlah
|
1 MC Polytron PSC 37 4 unit Rp 375.000,00 Rp 1.500.000,00
|
|
Jumlah
Rp 1.500.000,00
|
UD. “MULTI SARANA”
|
. Potongan pembelaian (Purchases Discount) dan potongan
penjualan (sales Discount)
Potongan pembelian
adalah potongan yang diterima oleh pembeli, karena pembayaran yang dilakukan
lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan menurut syarat pembayaran.
Dipandang dari pihak penjual, potongan atas harga jual barang yang diberikan
kepda pembeli, karena pembeli membayar tunai
atau lebih cepat dari jangka waktu menurut syarat pembayaran, disebut
“potongan penjualan.
Sebagai contoh ,
misalkan pada tanggal 5 juli 1999, Toko ANDALAN membeli barang dagangan dari
PD.SURYA. Harga fakturRp 4.000.000,00, Syarat pembayaran 2/10,n/30. Pada
tanggal 15 juli 1999, Toko “ANDALAN” menyerahkan cek kepada PD”SURYA” untuk
pelunasan tutang atas pembelian tanggal 5 juli 1999.
Transaksi pembayaan
hutang toko “ANDALAN” terjadi pada periode potongan, yaitu 10 hari setelah
tanggal faktur. Oleh karena itu pendapat potongan sebesar 2% x Rp 4.000.000,00
= Rp 80.000,00. Jumlah tersebut bagi pihak Toko “ANDALAN” merupakan potongan
pembelian. Sementara bagi pihak PD “SURYA” jumlah tersebut merupakan potongan
pembelian.
B. PENCATATAN
TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG
Transaksi
yang terjadi dalam perusahaan dagang, yang sifatnya umum seperti pembayaran
beban, penerimaan piutang, pembayaran hutang dan sebagainya, dicatat tidak
berbeda dengan pencatatan transaksi perusahaan jasa seperti dibahas dimuka.
Yang dimaksud dengan pencatatan transaksi perusahaan dagang pada bahasan bagian
ini adalah pencatatan transaksi – transaksi yang menjadi karakteristik (ciri
khas) perusahaan dagang.
1. Pencatatan
Transaksi Pembelian Barang Dagangan
Transaksi
pembelian barang dagangan baik dilakukan secara tunai maupun yang dilakukan
secara kredit, dicatat debet pada akun “pembelian” (Purchases).
Contoh : pada
tanggal 15 juli 1999, PD”SATRIA JAYA” membeli barang dagangan seharga Rp 2.500.000,00.
Dibayar tunai.
Transaksi diatas dicatat dalam bentuk jurnal umum sebagai
berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 5
|
Pembelian
Kas
|
|
Rp
2.500.000,00
---
|
---
Rp
2.500.000,00
|
Contoh : Pada tanggal 10 Juli 1999, PD “SATRIA
JAYA” membeli barang dagangan dari PT.BUMI UTAMA. Harga Faktur Rp 5.500.000,00
Syarat 2/10,n/30.
Transaksi di
atas merupakan transaksi pembelian dengan pembayaran secara kredit. Oleh karena
itu dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 10
|
Pembelian
Hutang Dagang
|
|
Rp
5.500.000,00
---
|
---
Rp
5.500.000,00
|
2. Pencatatan
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Transaksi pengembalian barang yang telah dibeli atau
retur pembelian (purchases return) dan pengurangan harga (purchases allowance),
mengakhibatkan harga barang yang bersangkutan berkurang. Pegurangan terhadap
harga beli barang, dicatat di sisi kredit akun “Retur Pembelian dan Pengurangan
Harga” (Purchases return and allowance). Jika barang yang dikembalikan berasal
dari pembelian kredit, retur pembelian mengakibatkan pengurangan terhadap
hutang dangan. Dengan demikian harus dicatat di sisi debet akun “Hutang
Dagang”.
Contoh : Tanggal 12 juli 1999,PD “SATRIA JAYA”
mengembalikan barang yang dibeli tanggal 10 juli 1999, seharga Rp 400.000,00.
Nota kredit dari PT “BUMI UTAMA” diterima.
Transaksi di atas dicatat oleh PD”SATRIA JAYA” dengan
jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 12
|
Hutang Dagang
Retur
pembelian dan pengurangan harga
|
|
Rp 400.000,00
---
|
---
Rp 400.000,00
|
Setelah pos jurnal tanggal 10 juli dan pos jurnal
tanggal 12 juli 1999 diposting ke buku besar, akun akun yang bersangkutan akan
tempak sebagai berikut:
Pembelian
10/7 5.500.000,00
|
|
Retur Pembelian dan Pengurangan harga
|
12/7 400.000,00
|
Hutang Dagang
12/7 400.000,00
|
10/7
5.500.000,00
|
Perhatiakn saldo
akun hutang dagang yang menujukkan saldo kredit sebesar Rp 5.100.000,00. Jumlah
tersebut menunjukkan saldo hutang setelah barang dikembalikan kepada penjual.
Retur pembelian dan pengurangan harga dapat saja dicatat kredit pada akun “Pembelian”,
tetapi dengan cara demikian dalam laporan laba rugi tidakakan diketahui total
pembelian broto (kotor). Oleh kaena itu dicatat kredit pada akun “Retur
Pembelian dan Pengurangan Harga”, seperti tampak dalam bagan akundi muka. Saldo
akun retur pembelian dan pengurangan harga atau biasa disingkat dengan “retur
pembelian”, di dalam laporan laba rugi disajikan sebagai pengurang total
pembelian.
Dalam hal barang
yang dikembalikan kepada penjual berasal dari pembelian tunai, ada dua
kemungkinan yang dilakukan oleh pihak pembeli dan pihak penjual. Pertama
penjual mengembalikan uang tunai sejumlah harga barang yang dikembalikan, sehingga
pihak pembeli akan mendebet akun kas dan kredit pada akun retur pembelian.
Kemungkinan kedua, sejumlah harga barang yang dikembalikan diperlakukan sebagai
uang muka (advance payment) untuk pembelian berikutnya. Dalam hal demiakian,
pihak pembeli akan mendebet akun “Uang Muka Pembelian” dan kredit akun “Retur
Pembelian”.
3. Pencatatan
Transaksi Penerimaan Potongan Pembelian
Seperti telah disebutkan di muka, potongan yang
diperoleh pembeli karena pembayaran yang dilakukan lebih cepat, mengakibatkan
pengurangan terhadap jumlah harga beli barang. Oleh karena itu oleh pihak
pembeli dicatat pada akun “potongan pembelian “ (Puchases Discount) di sisi
kredit.
Contoh : 8 juli 1999 UD “SINAR JAYA” membeli
barang dagang dari toko “NUSANTARA”. Harga faktur Rp 6.000.000,00 syarat
2/10,n/30.
17 Juli 1999 UD “SINAR JAYA” melunasi faktur Toko
“NUSANTARA” untu pembelian tanggal 8 Juli 1999.
Transaksi pembelian tanggal 8 Juli 1999, dicatat oleh
UD “SINAR JAYA”dengan jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 8
|
Pembelian
Hutang Dagang
|
|
Rp 6.000.000,00
---
|
---
Rp 6.000.000,00
|
Sebelum
mencatat transaksi tanggal 17 Juli 1999, anada perhatikan lebih dulu, apakah
saat transaksi pembayaran masih dalam periode potongan atau sudah lewat,
sehubungan dengan syarat pembayaran yang ditulis dengan notasi 2/10,n/30. Sejak
tanggal faktur 8 juli 1999 sampai tanggal pembayaran 17 juli 1999, adalah 9
hari. Dengan demikian transaksi pembayaran masih dalam periode potongan.
Perhitungan
berapa jumlah potongan yang diperoleh UD “SATRIA JAYA” dan berapa jumlah yang
harus dibayar adalah sebagai berikut:
Jumlah faktur
,............................................................... Rp 6.000.000,00
Potongan pembelian, 2% x Rp 6.000.00,00,................= Rp 120.000,00
Jumlah yang harus dibayar,.......................................... Rp 5.880.000,00
Berdasarkan hasil
perhitungan diatas, transaksi pembayaran hutang tanggal 17 juli 1999 oleh UD
“SATRIA JAYA” dicatat dengan jurnal sbagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 17
|
Hutang
Dagang
Potongan pembelian
Kas
|
|
Rp
6.000.000,00
---
---
|
---
Rp
120.000,00
Rp
5.880.000,00
|
4. Pencatatan Biaya Pengangkuatan Barang Yang
Dibeli
Seperti telah
dijelaskan dimuka bahwa jika dalam kontras jual beli syarat penyerahan barang
adalah FOB shipping point, maka semua biaya angkut barang dari gudang penjual
sampai ke gudang pembeli, menjadi tanggungan pihak pembeli. Biaya pengangkutan tersebut
dicatat pada akun “Biaya Angkut Masuk” (Freight in atau Transportiton in).
Dalam laporan laba rugi akhir periode, saldo akun “Biaya Angkut Masuk”
diperlakukan sebagai penambahan harga pokok barang yang dibeli.
Contoh : Tanggal 15
Juli 1999, UD “SATRIA JAYA” membeli barang dagangan dari UD “METRO” Jakarta,
seharga Rp 14.500.000,00. Syarat 3/10,n/30. FOB shipping point. Untuk biaya
pengangkutan, dibayar tunai kepada PA “CEPAT” sebesar Rp 600.000,00
Transaksi di
atas oleh UD “SATRIA JAYA” dengan jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 15
|
Pembelian
Hutang Dagang
Biaya Angkut Masuk
Kas
|
|
Rp 14.500.000,00
---
Rp 600.000,00
---
|
---
Rp 14.500.000,00
---
Rp 600.000,00
|
5. Pencatatan Transaksi Penjualan Barang
Dagangan
Transaksi
penjualan barang dagangan baik yang dilakukan secara tunai, maupuan yang
dilakukan secara kredit, dicatat disisi kredit akun “penjualan” (Sales).
Contoh: Tanggal 9 Juli 1999, UD “SATRIA JAYA”
menjual barang dagangan kepada toko “UNTUNG” seharga Rp 2.000.000,00.
Pembayaran tunai. UD “SATRIA JAYA” mencatat transaksi diatas dengan jurnal
sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 9
|
Kas
Penjualan
|
|
Rp 2.000.000,00
---
|
---
Rp 2.000.000,00
|
Contoh : Tanggal 13 Juli 1999, UD “SATRIA
JAYA” mengirim faktur kepada Toko “MAJU” untuk barang seharga Rp 5.000.000,00.
Syarat 2/10,n/30.
Transaksi di atas dicatat oleh UD “SATRIA JAYA” dengan
jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 13
|
Piutang Dagang
Penjualan
|
|
Rp 5.000.000,00
---
|
---
Rp 5.000.000,00
|
6. Pencatatan Transaksi Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga
Transaksi
penerimaan kembali barang dagangan yang telah dijual, atau pengurangan harga
yang di berikan kepada pembeli, kerena barang yang dijual ada yang rusak, oleh
pihak penjual dicatat pada akun “Retur Penjual dan Pengurangan Harga” ( Sales
Return and Allowance) di sisi debet. Di dalam laporan laba rugi pada akhir
periode, saldo akun retur penjualan dan pengurangan harga atau biasa disingkat
dengan “Retur Penjualan”, Diperlakukan sebagai hasil penjualan bruto.
Jika barang
yang diterima kembali berasal dari penjualan secara kredit, transaksi retur
penjualan mengakibatkan pengurangan terhadap piutang dagang. Oleh karena itu
harus dicatat kredit pada akun “Piutang Dagang”.
Contoh : Tanggal 15
Juli 1999, UD “SATRIA JAYA” mengirim nota kredit kepada toko “MAJU” untuk
pengurangan harga atas barang yang dijual tanggal 13 Juli 1999 sebesar Rp
200.000,00 karena sebagian rusak.
Transaksi
tersebut di atas mengakibatkan pengurangan terhadap piutang dagang, dan
pengurangan terhadap hasil penjualan. Oleh karena itu UD “SATRIA JAYA” akan
mencatat dengan jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 15
|
Retur Penjualan
Piutang Dagang
|
|
Rp 200.000,00
---
|
---
Rp 200.000,00
|
Prosedor pencatatan transaksi retur penjualan, dapat
di gambarkan sebagaoi berikut:
Penjualan
|
13/7 Rp
5.000.000,00
|
Retur Penjualan
15/7 Rp
200.000,00
|
|
Piutang Dagang
Rp
5.000.000,00
|
15/7 Rp
200.000,00
|
7. Pecatatan Potongan Penjualan yang Diberikan
Kepada Pembeli
Potongan
penjualan yang diberikan kembali, kerena membayar dalam periode potongan, oleh
pihak penjual dicatat debet pada akun “Potongan Penjualan” (Sales Discount).
Seperti halnya saldo akun retur penjualan, saldo akun potongan penjualan
merupakan pengurang saldo akun penjualan.
Contoh : Tanggal 20
juli 1999, UD “SATRIA JAYA “ menerima cek toko “MAJU” untuk pembayaran faktur
tanggal 13 juli 1999 (lihat contoh di muka).
Untuk
mencatat transaksi di atas, perhatikan transaksi penjualan tanggal 13Juli 1999.
Selain itu, pada tanggal 15 juli 1999 UD “SATRIA JAYA” memberikan penurunan
harga atas barang yang dijual tanggal 13 Juli 1999. Dengan demikian perhitungan
untuk mencatat transaksi tanggal 20 Juli adalah sebagai berikut:
Penjualan 13 Juli 1999,
...................................................... Rp
5.000.000,00
Pengurangan harga yang diberikan 15 Juli 1999
............... Rp 200.000,00 (-)
Saldo Piutang kepada Toko “MAJU”pada 2
Juli.................. Rp 4.800.000,00
Potongan penjualan 2% x Rp 4.800.000,00 ....................= Rp 96.000,00 (-)
Jumlah yang diterima dari Toko “MAJU”
........................ Rp
4.704.000,00
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, UD “SATRI JAYA”
mencatat transaksi tanggal 20 juli 1999, sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 20
|
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
|
|
Rp 4.704.000,00
Rp 96.000,00
---
|
---
---
Rp 4.800.000,00
|
8. Pencatatan
Beban Angkut Ke Luar
Dalam hal
beban pengangkutan barang dari gudang penjual sampai gudang pembeli ditanggung oleh
pihak penjual (syarat FOB destination), pihak penjual mencatat beban pengiriman
barang pada akun “Beban Angkut ke Luar” (transportition out atau delivery
expense). Pada akhir periode, dalam laporan laba rugi, saldo akun beban angkut
ke luar diinformasikan dalam kelompok beban penjualan.
Contoh : Tanggal 18 juli 1999, UD “SATRIA JAYA”
menjual barang dagangan kepada Toko “INDRA” di yogyakarta seharga Rp
10.000.000,00. Syarat 2/10,n/30. FOB destination. Untuk beban pengeriman,
dibayar kepada PA “LAJU UTAMA” sebesar Rp 700.000,00.
UD.”SATRIA JAYA” mencatat transaksi diatas dengan
jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 18
|
Piutang Dagang
Penjualan
Beban Angkut ke Luar
Kas
|
|
Rp 10.000.000,00
---
Rp 700.000,00
---
|
---
Rp 10.000.000,00
---
Rp 700.000,00
|
9. Pencatatan
Persediaan Awal dan Akhir Periode
Di muka
telah dibahas mengenai pembelian barang dagangan yang di catat debet pada akun
“pembelian” dan penjualan yang dicatat kredit pada akun “PENJUALAN”. Pada akhir
periode, untuk kepentingan penyusunanlaporan laba rugi, perusahaan perlu
mengetahui berapa nilai (harga pokok)persediaan barang yang masih ada di
gudang. Untuk mengetahui nilai sisa barang pada akhir periode, barang yang
masih ada di gudang (belum terjual) harus dihitung secara fisik. Artinya jika
satuannya kilogram ada beberapa kilogram dan jika satuannya unit ada beberapa
unit, sehingga dapat diketahui kuantitasnya.
Nilai
persediaan akhir periode adalah hasil kali kuantitas barang yang masih ada
dengan harga satuannya. Sistem pencatatan seperti yang kita bahas ini, disebut
‘sistem fisik (physical system), atau disebut juga sistem “periodik”
(periodical System).
Dengan
sistem pencatatan fisik, nilai persediaan barang degangan pada akhir periode
baru diketahui setelah dihitung secara fisik, dengan demikian belum atau tidak
ada catatan dalam dalam buku besar. Oleh karena itu nilai persediaan barang
pada akhir periode harus dicatat dengan jurnal penyesuaian, yaitu dengan
mendebet akun “persediaan” (Investory) dan mengkredit akun “ikhatisar
laba-rugi” (income summary).
Contoh :
Tanggal 31 Juli 1999, UD “SATRIA JAYA” bermaksud menyusun laporan
keuangan bulan juli 1999. Untuk kepentingan itu, sisa barang yang masih ada di
gudang di hitung. Dari erhitungan secara fisik, diketahui nilai persediaan
barang dagangan pada 31 juli 1999 seharga Rp 13.000.000,00.
Berdasarkan data nilai persediaan di atas, pada akhir
periode dibuat jurnal sebagai berikut:
TGL
|
NAMA AKUN / KETERANGAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
1999
Juli 31
|
Persediaan
Ikhtisar laba rugi
|
|
Rp 13.000.000,00
---
|
---
Rp 13.000.000,00
|
Amati pos
jurnal di atas : mengapa akun ikhtisar laba-rugi di kredit dengan nilai
persediaan barang akhir periode? Sehingga seolah olah merupakan pendapatan.
Coba anda
pahami ilustrasi dibawah ini:
Anggaplah anda sebagai seorang pedagang yang melakukan
kegiatan usaha selama bullan juli 1999,antara lain sebagai berikut :
·
Membeli barang dagangan selama bulan juli seharga Rp
12.000.000,00
·
Menjual barang dagangan selama bulan juli seharga Rp
18.000.000,00
Tanggal 31 Juli 1999, anda akan menghitung
laba kotor yang di peroleh dari kegiatan usaha selama bulan juli. Untuk
kepentingan tersebut, tentu anda harus memeriksa lebih dulu barang yang masih
ada di gudang. Kemungkinannya adalah:
1) Barang
habis terjual, atau tidak ada persediaan barang pada tanggal 31 juli 1999.
2) Masih ada
barang yang belum terjual , atau ada persediaan barang pada tanggal 31 juli
1999.
Jika terjadi kemungkinan yang
pertama, yaitu barang habis terjual, maka harga pokok barang yang terjual (diserahkan
kepada pembeli) adalah sebesar Rp 12.000.000,00 sehingga laba kotor dari
penjualan selama bulan juli 1999, dihitung sebagai berikut:
Hasil
penjualan,................................................. Rp 18.000.000,00
Harga pokok barang yang dijual,....................... Rp 12.000.000,00 (-)
Laba kotor penjualan bulan
juli,........................ Rp
6.000.000,00
Kesimpulan :
Dari bahasan di muka pada
pembahasan ini, kita telah membahas mengenai hal – hal sebagi berikut:
1) Kegiatan
dan transaksi yang menjadi karakteristik (ciri khas) perusahaan dagang.
2) Produser
pencatatan transaksi perusahaan dagang.
3) Akun – akun
tempat mencatat transaksi khas perusahaan dagang, yaitu sebagai berikut:
a).
Akun yang termasuk kedalam kelompok akun beban :
·
Pembelian (purchase)
·
Biaya angkut masuk (transportation in)
·
Retur pembelian dan pengurangan harga (purchase return
and allowance)
·
Potongan pembelian (purchase discount)
·
Beban angkut keluar (transportation out)
Akun pembelian, biaya angkut masuk,
retur pembelian, dan potongan pembelian didalam raporan laba rugi
diinformasikan dalam kelompok harga pokok penjualan (cost of goods sold).
Sementara akun beban angkut keluar, diinformasikan dalam kelompok bban
penjualan (selling expenses).
b)
Akun yang termasuk ke dalam kelompok akun pendapatan
·
Penjualan (sales)
·
Retur penjualan dan pengurangan harga (sales return
and allowance)
·
Potongan penjualan (sales discoumt).
c)
persediaan barang dagangan (merchandise inventory) atau disingkat dengan
“persediaan”(inventory). Dalam sisrtem
pencatatan fisik seperti dibahas dalam bab ini, akun tersebut hanya berfungsi
sebagai tempat mencatat nilai persediaan barang dagangan pada akhir periode yang
selanjutnya menjadi persediaan awal periode berikutnya.
1 komentar:
Write komentarAgen WM casino Bolavita merupakan casino live secara online yang dapat anda mainkan dengan melakukan deposit minimal 50ribu.
Replybolavita hadir dalam permainan game online dengan memberikan promo bonus rollingan 0.5% + 0.7%
kontak admin kami
Line : cs_bolavita
WA: 0812-2222-995
Telegram : @bolavitacc
promo bonus rollingan setiap minggu akan dibagikan ke semua akun member bolavita, ingin lebih jelas kunjngi website kami http://159.89.197.59/agen-wm-casino-taruhan-baccarat-online
EmoticonEmoticon